Konon, ada seorang saudagar yang selalu bangkrut saat berdagang. Suatu saat, ia berjanji bila bisnisnya sukses ia akan memberikan sekian persen dari harta kekayaannya kepada iblis. Syahdan, lambat laun, bisnisnya semakin berhasil, sehingga ia pun menjadi saudagar yang kaya raya.
Sesuai dengan janjinya, ia hendak memberikan sekian persen dari hartanya kepada iblis. Namun, ia bingung, di mana ia bisa bertemu dengan iblis.
Suatu saat, ketika ia sedang tidur, tiba-tiba ia bermimpi bertemu dengan iblis.
“Harta yang engkau janjikan itu tidak usah engkau berikan kepadaku,” kata iblis itu dalam mimpi saudagar kaya itu.
“Terus, aku berikan ke siapa?”
“Berikan saja kepada anak-anakku.”
“Lho!?”
“Iya, aku punya tiga orang anak. Yang pertama, orang yang ketika shalat di masjid ia tidak betah, dan keburu keluar. Yang kedua, orang yang durhaka kepada orang tuanya. Dan yang ketiga, orang kaya yang bakhil. “Bagilah harta yang kau siapkan itu menjadi tiga dan berikan kepada mereka.”
Iblis itu lalu menghilang, dan saudagar kaya itu terbangun dari tidurnya. Ia cepat membawa harta bagian iblis itu dan mencari orang-orang yang disebutkan oleh iblis dalam mimpinya.
Ia menunggu lama, duduk di depan masjid. Tidak lama kemudian, ia menemukan orang yang baru saja masuk masjid untuk shalat, tapi ia langsung keluar lagi. Ia menemui orang tersebut, lalu memberikan sepertiga dari harta itu serta menceritakan janji dan mimpinya. Setelah mendengar cerita itu, orang itu langsung menolak dan mengembalikan harta itu seraya langsung bergegas masuk masjid dan beriktikaf sangat lama. Ia membaca istighfar dan bertaubat.
Saudagar itu kemudian mencari ‘anak iblis’ yang kedua. Ia berkeliling ke beberapa desa. Ia pun melihat seorang anak yang sedang menampar dan memukuli ibunya. Saudagar kaya itupun bergegas menemui si anak itu dan mengutarakan maksudnya. Kontan, si anak itu mencari ibunya, memeluknya sambil menangis dan memohon maaf atas segala kedurhakaannya. Ia pun bertaubat dan menolak pemberian itu.
Akhirnya, ia mencari ‘anak iblis’ yang ketiga. Tidak terlalu susah ia menemukan orang kaya yang bakhil. Kepada si kaya yang bakhil itu, si saudagar menceritakan mimpi dan penolakan dua ‘anak iblis’ sebelumnya, seraya menyodorkan sepertiga dari harta iblis itu.
Syahdan, si kaya itu menerima harta tersebut dengan raut wajah tidak puas, seraya berkata: “Lho, mana bagian dari dua saudara saya?”[]
Ambil apa yang bisa jadi pelajaran okreeekkk
wallahu a'lam bisshowaab...
Sumber: Riwayat lisan dari Habib Kamil bin Hadi, Pasuruan
Sesuai dengan janjinya, ia hendak memberikan sekian persen dari hartanya kepada iblis. Namun, ia bingung, di mana ia bisa bertemu dengan iblis.
Suatu saat, ketika ia sedang tidur, tiba-tiba ia bermimpi bertemu dengan iblis.
“Harta yang engkau janjikan itu tidak usah engkau berikan kepadaku,” kata iblis itu dalam mimpi saudagar kaya itu.
“Terus, aku berikan ke siapa?”
“Berikan saja kepada anak-anakku.”
“Lho!?”
“Iya, aku punya tiga orang anak. Yang pertama, orang yang ketika shalat di masjid ia tidak betah, dan keburu keluar. Yang kedua, orang yang durhaka kepada orang tuanya. Dan yang ketiga, orang kaya yang bakhil. “Bagilah harta yang kau siapkan itu menjadi tiga dan berikan kepada mereka.”
Iblis itu lalu menghilang, dan saudagar kaya itu terbangun dari tidurnya. Ia cepat membawa harta bagian iblis itu dan mencari orang-orang yang disebutkan oleh iblis dalam mimpinya.
Ia menunggu lama, duduk di depan masjid. Tidak lama kemudian, ia menemukan orang yang baru saja masuk masjid untuk shalat, tapi ia langsung keluar lagi. Ia menemui orang tersebut, lalu memberikan sepertiga dari harta itu serta menceritakan janji dan mimpinya. Setelah mendengar cerita itu, orang itu langsung menolak dan mengembalikan harta itu seraya langsung bergegas masuk masjid dan beriktikaf sangat lama. Ia membaca istighfar dan bertaubat.
Saudagar itu kemudian mencari ‘anak iblis’ yang kedua. Ia berkeliling ke beberapa desa. Ia pun melihat seorang anak yang sedang menampar dan memukuli ibunya. Saudagar kaya itupun bergegas menemui si anak itu dan mengutarakan maksudnya. Kontan, si anak itu mencari ibunya, memeluknya sambil menangis dan memohon maaf atas segala kedurhakaannya. Ia pun bertaubat dan menolak pemberian itu.
Akhirnya, ia mencari ‘anak iblis’ yang ketiga. Tidak terlalu susah ia menemukan orang kaya yang bakhil. Kepada si kaya yang bakhil itu, si saudagar menceritakan mimpi dan penolakan dua ‘anak iblis’ sebelumnya, seraya menyodorkan sepertiga dari harta iblis itu.
Syahdan, si kaya itu menerima harta tersebut dengan raut wajah tidak puas, seraya berkata: “Lho, mana bagian dari dua saudara saya?”[]
Ambil apa yang bisa jadi pelajaran okreeekkk
wallahu a'lam bisshowaab...
Sumber: Riwayat lisan dari Habib Kamil bin Hadi, Pasuruan
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق